Paragraf pertama begitu bermakna

Friday, 2 January 2015

Ramadhan di perantauan

sumber foto: podokhati.wordpress.com

Bagaimana puasanya sahabat blogger, Masak jam segini udah lemes. Semangat yoo...
Ramadhan telah kembali tiba, Bulan Ramadhan selalu menciptakan ceria dan cerita bagi seluruh kaum muslimin di dunia. Di Indonesia awal Ramadhan punya cerita yang berbeda., hampir setiap Ramadhan pemerintah dan Muhammadiyah selalu berbeda dalam penentuan awal Ramadhan. Muhammadiyah selalu melaksanakan puasa satu hari lebih awal dari pihak pemerintah. Buat saya pribadi, perbedaan awal Ramadhan bukanlah suatu masalah selama itu sesuai keyakinan masing-masing dan kita saling menghargai satu sama lain.
Seperti kita ketahui, pemerintah telah menetapkan puasa ramadhan jatuh pada hari kamis,  Alhamdulillah kita telah dipertemukan kembali dengan bulan yang sangat istimewa, bulan yang penuh berkah. Hari ini kita puasa hari petama di tahun ini, semoga puasanya lancar sampai bedug maghrib tiba.
Alangkah indahnya jika puasa selalu dekat dengan Keluarga, sahur bersama buka bersama dan menjalankan perintah agama juga bersama. Masya Allah..

Tapi, apakah semua orang bisa merasakan itu semua?

Banyak diantara kita mungkin yang selama beberapa kali bulan Ramadhan tidak bisa pulang ke kampung halaman, dengan berbagai alasan pekerjaan di perantauan. Untuk yang sudah menikah apalagi punya anak tidak masalah, tapi bagi mereka yang masih sendiri bagaimana perasaan mereka ketika bulan ramadhan tidak berkumpul dengan keluarga.
Untuk beberapa orang mungkin dianggap biasa, apalagi bagi mereka yang sudah terbiasa tidak berpuasa.
Tapi bagi saya yang pernah beberapa kali merasakan bulan ramadhan di perantauan, perasaan sedih selalu ada. Terkadang, tanpa sadar air mata menetes dengan sendirinya, Rindu yang menggebu gebu kangen puasa bersama keluarga.
kalo teringat masa masa itu pun saya masih meneteskan air mata.

Bagaimana tidak,
  • Biasanya kita sahur dibangunin, 
Disini(perantauan) kita harus bisa bangun sendiri untuk makan sahur, alarm pun sering tidak bisa membantu. Udah sering sekali bangun 10 menit menjelang adzan subuh. Walaupun akhirnya harus sahur hanya dengan segelas susu dan secuil roti tawar.
  • Biasanya ada yang nyiapin makanan sahur ataupun buka.
Yang paling males saya lakukan adalah pergi ke warung dengan mata masih ngantuk untuk makan sahur, iya kalo warungnya deket, kalo jauh? "yaaa nggak puasa mas, gitu aja kok repot" saya sering menjumpai jawaban seperti itu, Alhamdulillah tidak pernah terpengaruh.
Berbuka pun kalau di kampung halaman selalu tinggal nyantap, sosok sang bunda yang selalu menyiapkan makanan buka dan sahur. ayah juga berperan sangat besar saat bulan Ramadhan.
  • Ibadah bersama
Banyak ibadah yang harus kita lakukan di bulan ramadhan, saat jauh dari keluarga mau tak mau kita harus berjuang sendiri untuk ibadah.
Walaupun begitu saya tetap bersyukur bisa menjalankan ibadah puasa di Perantauan, karena masih ada teman teman seperjuangan yang senantiasa membantu saya dan menghibur saya.

Sebenarnya amat sangat bisa anda lakukan puasa diperantauan meskipun jauh dari keluarga, asalkan anda niat bersungguh sungguh ingin beribadah kepada-Nya.
Tips dari saya tetaplah konsisten dan tidak mudah tergoda rayuan setan.

sedikit tambahan: berikut film pendek inspirasi dari WANTproductionTV "Ramadhan terakhir ", semoga menginspirasi para muslimin dan muslimah
anda bisa lihat videonya disini Ramadhan terakhir-Film pendek inspirasi-Daqu movie


dikutip dari: pengalaman pribadi
semoga bermanfaat

Ramadhan di perantauan Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

silahkan komentarnya Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng
Terima kasih sudah berkomentar