![]() |
p. agoeng |
Waktu itu masih psg ketika
saya harus satu mesin dengan pak Agung, operator mesin cetak offset yang
mempunyai tampang serius dan agak seram. jujur saja waktu itu saya agak takut
ketika pertama kali melihatnya apalagi jika saya harus bekerja satu tim dengan
dia. Mungkin karena hampir tidak pernah tertawa ataupun jarang sekali
tersenyum. Gaya berjalannya pun seperti "preman" yang mau menghajar
lawannya. Mungkin karena badannya yang memang agak besar dengan kulit hitam dan
hidung agak lebar. "hmmmm.... nich orang serem amat", kataku dalam
hati.
Hari hari bekerja(psg) selalu
saya lalui dengan diam tanpa sepatah katapun. Saya masih takut untuk sekedar
menanyakan "pak, platnya dimana?, kertasnya apa?, tintanya ngambil dimana",
namanya anak masih psg yang belum tahu apa apa, ya sudah akhirnya saya harus
mencari sendiri.
Suatu hari ketika mesin
lancar dan mencetak dalam jumlah banyak, saya melihat pemandangan yang tidak
pernah saya lihat sebelumnya, Pak Agung tidur di depan. Awalnya saya mengira
pak Agung telah mengecek hasil cetakan, eh alahhhh... ternyata tidur. Gimana
kalau ketahuan pak bozz nih, mau saya bangunin gag enak saya kan masih anak
psg. Ya sudah saya biarkan saja. Bodo amat, biar pak bozz tahu sendiri lah, pikir
saya.
Alhasil saya harus mengecek
sendiri hasil cetakan apa adanya, walaupun waktu itu saya masih anak psg dan
belum menguasai betul dunia percetakan. Ya sudah apa boleh buat.
Hari demi hari saya lalui
dengan melihat pak agung tidur, sebenarnya masih heran kok bisa tidur saat
bekerja.
Singkat cerita setelah
selesai psg 3 tahun kemudian saya kembali bekerja di PT. Indonesia Printer, Anehnya
saya tetap di suruh bekerja satu mesin SM 52 IV dengan Bapak agung,
kelihatannya pak agung cukup senang dengan kehadiran saya kembali.
Seperti biasanya saat masih
psg, saya bekerja dengan sungguh sungguh, tapi kali ini saya tak takut lagi
dengan Dia, karena ternyata Pak Agung tak seseram yang saya bayangkan. Orangnya
ternyata humoris, yah walaupun gaya humornya terkesan kaku setidaknya cukuplah
buat menghilangkan stress.
Satu yang masih tetap tidak ditinggalkan
oleh pak Agung, yaitu gaya bekerja sambil tidur. Apalagi jika shift malam,
lebih enjoy dah tidurnya. Sebenarnya menurut saya cukup wajar Dia tidur,
mengingat rumahnya jauh dari Pt. Indonesia Printer. ternyata jarak antara rumah
pak Agung dan tempat bekerja seperti jarak antara kampung saya di Malang dan
Surabaya, cukup jauh juga ya. Bisa dua jam perjalanan itu, belum lagi kalo
macet. Tapi yang saya sayangkan mengapa harus tidur saat bekerja, selain punya
nilai minus di mata bozz dan karyawan lain, juga bisa membahayakan dirinya,
karena yang dihadapi mesin cetak offset. Yah... walaupun mesinnya sudah
otomatis dan keamanannya terjaga, tapi kan juga harus waspada.
Secanggih canggihnya mesin,
jangan sedikitpun anda lengah bekerja.
Saat berita ini diturunkan(kayak
reporter aje...) Pak Agung sedang asyik
tidur di balik tumpukan kertas, hmmm.... bener bener dewa tidur.
dikutip dari: catatan pribadi
semoga bermanfaat
mencuri adalah tindakan memalukan
dikutip dari: catatan pribadi
semoga bermanfaat
mencuri adalah tindakan memalukan
silahkan komentarnya Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon